A REVIEW OF KONTOL BAPAK KAU ANJING

A Review Of kontol bapak kau anjing

A Review Of kontol bapak kau anjing

Blog Article

Your browser isn’t supported any more. Update it to obtain the finest YouTube experience and our latest features. Learn more

Mas Hasan sekarang menghadap ke arahku. Peluh mengalir dari dahinya dan menetes ke bawah. Mengalir ke dadanya yang montok ke perutnya yang kotak kotak. Kulitnya mengkilap, begitupun kulitku.

Setelah beberapa saat dalam posisi itu, ia akhirnya melepaskan kembali kaus singletnya hingga ia hanya memakai celana jeansnya saja dengan kontolnya yang keluar dari retsletingnya.

Kami mendesah bersama, setelah kontolnya masuk semua di dalam lubang silitku. Aku berdiam diri untuk menyesuaikan dengan kontolnya.

Ia terus saja merekam mulutku yang penuh dengan sperma K*ntolnya. Begitu asin dan jelehnya yang kurasakan. rasa sperma ini begitu asin dan terasa sekali bau amisnya menyengat tercium dihidungku.

Aku mengarahkan bokongku yang semok tepat di atas kontolnya. Lalu dia dorong pelan-pelan kontolnya ke dalam lubang silitku. Semakin dalam semakin sesak.

kepalaku pun langsung ditariknya lagi dengan tangan kirinya. dan ia pun memasukan paksa K*ntol besarnya kedalam mulutku. dan mulai kembali menggenjot penisnya bermain maju dan mundur didalam dimulutku.

Akupun hanya mengikuti perkataannya. karna memang aku juga tak bisa berbuat apa-apa dalam posisi jongkok tertekan dan dipaksa menelan K*ntol besarnya yang sedari tadi berada didalam mulutku.

"Engga den Jalvin, bapak kangen banget sama istri bapak di kampung dan liat wajah den Jalvin bapak jadi nafsu, maklum udah lama ga coli, den Jalvin mau ngga coliin bapak?"

Pejunya banyak sekali hingga keluar dari mulutku karena aku tidak sanggup menelan semuanya, ia lalu mengusap-usapkan kontolnya yang masih bercampur pejuh di wajahku, akupun membersihkan sisa pejuhnya dengan lidahku.

Tanpa berpikir lebih lama lagi, aku membuka retsletingnya dan mengarahkan kontolnya keluar, kontolnya yang sudah setengah ngaceng itu terlihat sangat besar, ku usap-usap beberapa saat dengan ludahku, kemudian kontol itu ngaceng tegak sempurna.

Kemudian ia mengarahkan tanganku ke dadanya yang kekar dan membimbingku untuk mengelus-ngelusnya, menuju putingnya yang hitam ke perutnya yang berotot. Kemudian memegang kepalaku dan mengarahkan mulutku ke bibirnya, ia sangat pandai melakukan french kiss.

Bau keringatnya yang jantan memenuhi seluruh gubuk membuatku semakin terangsang, ia menyodorkan kontolnya yang mencuat dari retsleting jeansnya ke mulutku, kukulum kontolnya dengan semangat sementara ia mengikat kedua tanganku ke atas, kemudian ia menjilat-jilat ketiakku dengan bernafsu, menuju kedua putingku, ia memelintir kedua putingku dan menjilat kemudian get more info menggigit-gigit kecil keduanya.

Pak Marno : Ehhhhhhh ada dek Dina… Kapan pulang (Sapa Pak Marno kepada ku) Dina : Sudah two hari yang lalu pak sampai.. (Balas ku sambil menebar senyum ramah kepada ketiga bapak – bapak tersebut). Pak Kasman : Ohh… dek Dina gak tinggal di Kota ?… Mana suaminya, kok gak keliatan ….. (sambung Pak Kasman kepada ku) Dina : Masih kok pak Kasman, Dina Cuma pulang beberapa hari aja kok… jenguk orang tua.. semenjak menikah belum ada jenguk orang tua… Kalau suami gak ikut pulang Pak, karena ada kerjaan.. mungkin nanti datang menjemput hari minggu.. Dengan kehadiran pak Marno, pak Kasman dan Pak Urip sebenarnya tidak membuat ku risik, karena dikampung suasana bermasyarakatnya cukup kuat jadi bertemu dan berbincang sudah jadi hal biasa tentunya. Hingga tidak terasa sudah hampir thirty menitan kami mengobrol, sembari ketiga Bapak ini menumpang beristirahat dari pekerjaan, sementara aku masih sibuk dengan cucianku yang masih cukup banyak. Tak terasa hari semakin siang dan suasana semakin panas serta obrolan juga semakin kemana – mana, aku hanya menimpali obrolan obrolan nakal dari bapak – bapak ini kepada ku.. Pak Marno : Dek Dina semenjak menikah, kalau bapak perhatikan semakin berisi sekarang ya bapak – bapak heheheheheh (lontaran kata dari pak Marno) Dina : Masak iyaa pak,, perasaan dari dulu Dina kayak ini aja kok pak… (Sambil menebar senyum) Pak Marno : Bener kok dek Dina, apa karena bapak udah lama gak liat dek Dina yaa…. Tapi keknya ada yang berubah kan bapak – bapak…. Hehehhehe (sambil cengengesan) Pak Kasman : iyaa bener tu pak, keliatan ada yang makin gembung nihh hehehhehehhe (aku melihat tatapan dari Pak Kasman ke arah payudara ku karena terjiplak akibat tangtop yang aku kenakan basah sehingga membentuk bulatan payudara ku yang berukuran 34B dengan putingnya yang menonjol) Pak Urip : Iya ni Pak, keknya dek Dina semakin kesini semakin berubah yaaa…. Makin montok ajaa,, hehehhe… Pak Marno : Hahahhahhaha iyaaa kan,,,, keknya saya gak salah liat. Dina : Masa iyaa pak,, hihihihihi Namanya juga sudah menikah Pak,, perubahan kan pasti ada….

"Makasih ya den, ayo masuk ke mobil, bapak tahu tempat yang sepi di sini jadi kita bisa ngelanjutin yang barusan."

Report this page